Kamis, 03 Juli 2014

Puisi Buruh

 

:-l KETAKUTAN :-l
Waduh celaka apa dikata
Ketika hati tersadar terlempar angan dan mimpi
Diri tergerus oleh arus nyanyian iblis menyayat iman mengoyak taqwa menyeret manusia yang lalai kemuara neraka
Nyanyianmu iblis mendendangkan kenikmatan dan melantunkan keabadian nisbi
Banjir lirih dan luruh keringat jatuh diri tersadar rapuh lusuh ketakutan
Astagpirulloh,
Aku telah lalai terbuai hayal, dan mimpi, dan bisikan iblis yang menyeretku dalam noda dan dosa.
Ketakutan
Lalu insaf.
Perbaiki diri yang penuh cacat perbaiki diri yang penuh alpa dengan iman dan taqwa
Ketakukan, diri yang kecil mungil ibarat debu di hamparan pasir
Ketakutan, raga yang lemah tak berdaya tak berkekuatan lewat semilir angin yang menyentuh qolbu mendera dada
Bangkitkan cinta munajat diri ke hadirat ilahi
Ketakutan, ketakutan, ketakutan, hilangnya cahaya hati, hilangnya rido ilahi yang menyejukkan qolbu
diri ini diliputi ketakutan hilangnya cinta Robbul ijati
:-( LULUH LANTAH :-(
Luluh lantah jiwa yang meronta,gelisah,goyah, terbang melambung tak terarah.
Luluh lantah jiwa yang resah,tercabik-cabik berkeping, bagai puing kehilangan bentuk.
Luluh lantah jiwa yang lemah, bersandar pada ranting yang patah, pecah berserakan
Luluh lantah kembalilah, pada jiwa yang tenang, pada jiwa yang pasrah merunduk sujud dalam hamparan sajadah
Luluh lantah tangan tengadah, mata basah, bersujudlah di atas sajadah
Luluh lantah tinggalkanlah,segala salah, kembalilah, bersujudlah di atas sajadah, raihlah rohman dan rohimnya Allah, raihlah berkah
:-o BURUH MENGGUGAT :-o
Pada hari ini kami berkumpul di bawah teriknya mentari yang panas membakar nurani memanaskan jiwa-jiwa buruh yang lemas buruh tertindas ,luruh, lusuh di bawah bayang-bayang kelabu para penindas dengan menejemen kafitalisnya yang culas feodallistis
Batin kami menangis lirih tak berdaya dihempas kedoliman dan kebohongan
para penjilat yang merampas keadilan hak-hak kami para buruh di pasung hak-hak kami para buruh dipenjarakan dalam kubangan nista kepicikan dan kebohongan
Kami disini, hari ini, berbaris rapi diantara pengawalan pak polisi
diantara debu dan batu jalanan
diantara rerumputan dan pagar besi berduri yang menjadi tirani mereka menjadi saksi bisu
Kami para buruh di tipu
kami para buruh kini berkumpul untuk angkat bicara
Kami para buruh kini berkumpul
untuk menggugat, bongkar kedok penindasan
Bongkar kedok kebohong

0 komentar:

Posting Komentar